Menyambung postingan gue sebelumnya, gue jadi mikir. Apa iya, kita udah bisa dibilang punya rasa nasionalisme ketika kita rajin ikut upacara bendera, selalu bisa ngangkat tangan dengan benar setiap kali si pemimpin upacara nyuruh kita hormat ke bendera dan selalu menundukkan kepala setiap lagu Mengheningkan Cipta dinyanyiin, atau ketika kita ikut ekskul Paskibra di sekolahan, ketika kita suka nonton film - film jaman dulu yang isinya tentang perang-perang ngelawan penjajah, ketika kita suka pake baju yang ada gambar Garuda-nya, atau baju yang made in Indonesia, apa dengan begitu kita udah bisa dibilang punya rasa nasionalisme??
Gue rasa nggak deh. Menurut gue, beberapa hal yang gue sebutin tadi itu, cuma contoh hal-hal yang dilakukan kita atau orang-orang di sekitar kita, baik secara sadar maupun gak sadar, untuk menimbulkan rasa nasionalisme. sedangkan ada nggaknya rasa nasionalisme itu sendiri, atau seberapa besar rasa nasionalisme itu, gak akan pernah bisa terukur sampai kita mengalami kejadian beresiko tinggi, dimana jika kita berfikir menggunakan akal sehat, Indonesia menjadi pilihan terakhir yan akan kita pilih, diantara alternatif lain. Nahlo, bingung deh lo. Gua juga bingung ini.
Hemmmmm, contohnya, kayak waktu gue nonton Kick Andy pas ngebahas soal lepasnya TimorTimor dari Indonesia. disana ada Ibu-ibu yang akhirnya tetap memilih untuk jadi bagian dari ratusan juta penduduk Indonesia, daripada pindah kewarganegaraan. Padahal dia tau kalo kehidupannya akan jauh lebih baik kalo dia pindah jadi warga Timortimor. Menurut gue, inilah rasa Nasionalisme yang sebenarnya. Tanpa imbalan atau iming-iming apapun. Cuma bermodalkan rasa cinta tanah air, si Ibu rela mengorbankan masadepannya dan anak-anaknya. Salut gue.
Abonnieren
Kommentare zum Post (Atom)
Mittwoch, 15. September 2010
Masih Nasionalisme
Menyambung postingan gue sebelumnya, gue jadi mikir. Apa iya, kita udah bisa dibilang punya rasa nasionalisme ketika kita rajin ikut upacara bendera, selalu bisa ngangkat tangan dengan benar setiap kali si pemimpin upacara nyuruh kita hormat ke bendera dan selalu menundukkan kepala setiap lagu Mengheningkan Cipta dinyanyiin, atau ketika kita ikut ekskul Paskibra di sekolahan, ketika kita suka nonton film - film jaman dulu yang isinya tentang perang-perang ngelawan penjajah, ketika kita suka pake baju yang ada gambar Garuda-nya, atau baju yang made in Indonesia, apa dengan begitu kita udah bisa dibilang punya rasa nasionalisme??
Gue rasa nggak deh. Menurut gue, beberapa hal yang gue sebutin tadi itu, cuma contoh hal-hal yang dilakukan kita atau orang-orang di sekitar kita, baik secara sadar maupun gak sadar, untuk menimbulkan rasa nasionalisme. sedangkan ada nggaknya rasa nasionalisme itu sendiri, atau seberapa besar rasa nasionalisme itu, gak akan pernah bisa terukur sampai kita mengalami kejadian beresiko tinggi, dimana jika kita berfikir menggunakan akal sehat, Indonesia menjadi pilihan terakhir yan akan kita pilih, diantara alternatif lain. Nahlo, bingung deh lo. Gua juga bingung ini.
Hemmmmm, contohnya, kayak waktu gue nonton Kick Andy pas ngebahas soal lepasnya TimorTimor dari Indonesia. disana ada Ibu-ibu yang akhirnya tetap memilih untuk jadi bagian dari ratusan juta penduduk Indonesia, daripada pindah kewarganegaraan. Padahal dia tau kalo kehidupannya akan jauh lebih baik kalo dia pindah jadi warga Timortimor. Menurut gue, inilah rasa Nasionalisme yang sebenarnya. Tanpa imbalan atau iming-iming apapun. Cuma bermodalkan rasa cinta tanah air, si Ibu rela mengorbankan masadepannya dan anak-anaknya. Salut gue.
Gue rasa nggak deh. Menurut gue, beberapa hal yang gue sebutin tadi itu, cuma contoh hal-hal yang dilakukan kita atau orang-orang di sekitar kita, baik secara sadar maupun gak sadar, untuk menimbulkan rasa nasionalisme. sedangkan ada nggaknya rasa nasionalisme itu sendiri, atau seberapa besar rasa nasionalisme itu, gak akan pernah bisa terukur sampai kita mengalami kejadian beresiko tinggi, dimana jika kita berfikir menggunakan akal sehat, Indonesia menjadi pilihan terakhir yan akan kita pilih, diantara alternatif lain. Nahlo, bingung deh lo. Gua juga bingung ini.
Hemmmmm, contohnya, kayak waktu gue nonton Kick Andy pas ngebahas soal lepasnya TimorTimor dari Indonesia. disana ada Ibu-ibu yang akhirnya tetap memilih untuk jadi bagian dari ratusan juta penduduk Indonesia, daripada pindah kewarganegaraan. Padahal dia tau kalo kehidupannya akan jauh lebih baik kalo dia pindah jadi warga Timortimor. Menurut gue, inilah rasa Nasionalisme yang sebenarnya. Tanpa imbalan atau iming-iming apapun. Cuma bermodalkan rasa cinta tanah air, si Ibu rela mengorbankan masadepannya dan anak-anaknya. Salut gue.
Abonnieren
Kommentare zum Post (Atom)
Popular posts
-
Kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya 'berkenalan' dengan YSEALI hingga akhirnya memberanikan diri untuk mendaftar program ...
-
Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya, sejak saya membaca surat rekomendasi yang dibuatkan oleh referee saya, saya memil...
-
Setelah beberapa bulan penantian, finally woro-woro tentang pembukaan pendaftaran seleksi program XL Future Leaders Batch II pun dibuka. K...
-
Sekarang, saya akan berbagi langkah-langkah yang saya lakukan dalam mendaftar program YSEALI Academic Fellowship periode Fall 2018. Ingat, i...
-
Few days ago, i finally happened to visit Gunung Bromo for the very first time! Yay . Seru sekali. Saya pergi rombongan bersama teman-teman...
-
Hai guys! (tampang sok asik) So, it is my second writing. hahah yang sabar ya bacanya. Semoga gak bikin mual. Amiiiin Oke, j...
-
Oops Oops Oops... Oops Oops Oops... Oops Fugu Fugu... Oops Fugu Fugu... Bagi Anda yang merupakan penikmat iklan, pasti familiar denga...
-
Dan yak, setelah membuat kesal beberapa orang dengan blog berjudul super panjang tapi super nggak penting (Emm, atau justru tidak ada yang k...
-
Berbicara tentang nasionalisme, maka kadang pikiran kita akan langsung tertuju pada segala hal yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air, ...
-
Sayangnya, kadang orang yang kita sayangi terlalu egois untuk menyadari bahwa dirinya berharga. Setidaknya di mata kita. Sehingga mereka d...
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen