Mittwoch, 13. November 2013

Ikan Buntal: Alien Laut Pembuat Crop Circle

Oops Oops Oops... Oops Oops Oops...
Oops Fugu Fugu... Oops Fugu Fugu...

Bagi Anda yang merupakan penikmat iklan, pasti familiar dengan kalimat di atas. Ya, potongan kalimat tersebut merupakan jingle sebuah snack biskuit anak-anak dengan merek dagang Oops. Sebelumnya, mungkin saya harus memperingatkan, bahwa tulisan ini bukanlah tulisan berbayar yang berusaha untuk mengiklankan si snack biskuit tersebut. Sebenarnya, saya hanya ingin bercerita tentang biota laut favorit saya yang kebetulan bentuknya mirip dengan si snack biskuit ini. Mungkin beberapa dari Anda masih ingat jika Oops sendiri memiliki beberapa varian rasa, kebetulan karena Oops Fugu ini bentuknya gembung menyerupai ikan buntal, maka dinamakanlah Oops Fugu.
          Kata Fugu sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang berarti babi sungai. Orang Jepang biasa menggunakan istilah ini untuk menyebut ikan buntal yang dianggap sebagai babi-nya sungai. Ikan ini biasa hidup di perairan pesisir laut hangat, bahkan jenis-jenis tertentu mampu hidup pada perairan tawar. Umumnya, ikan ini berbentuk menyerupai tornado, dengan mata bulat besar dan kepala yang juga bulat besar namun semakin mengecil ke arah ekornya. Dengan ukuran rata-rata 0.3m – 0,6m, ikan ini dapat menggembung hingga beberapa kali ukuran aslinya. Ikan yang masuk ke dalam famili Tetraodontidae ini juga memiliki struktur gigi yang cukup unik. Empat gigi besarnya melebur menjadi satu hingga membentuk paru yang cukup unik. Kabarnya, beberapa spesies ikan buntal menggunakan paru ini untuk mengeruk batuan dan koral. Sedangkan, beberapa spesies lain menggunakan paruhnya untuk mencungkil berbagai krustasea dan kerang (nationalgeographic.co.id, 2013).
          Ada banyak sekali alasan yang membuat saya jatuh cinta dengan ikan dengan nama latin porcupinefish ini. Salah satunya adalah fakta bahwa kemampuan ikan ini membuntal atau menggembung seperti balon, sebenarnya hanyalah upayanya untuk menutupi kelemahannya dalam berenang yang cenderung lambat dan ceroboh. Dari sini, mungkin kita bisa belajar dari ikan buntal. Daripada meratapi kelemahan, lebih baik fokus dengan kelebihan. Sadar bahwa dirinya lemah dalam berenang—yang membuatnya sulit kabur dari musuh, ikan buntal tidak lantas bersedih, ia mencari cara lain yang membuatnya dapat menghindar dari musuh. Ya, dengan membuntal.
Selain itu, jika ditelisik lebih jauh, ternyata ikan buntal juga memiliki keistimewaan lain. Kalau Anda pernah mendengar berita tentang munculnya crop circle di tengah sawah—yang gosip-nya dibuat oleh alien, ternyata, kita juga dapat menemukan crop circle di dalam laut. Bedanya, untuk crop circle di dalam laut ini, dugaan pelakunya bukanlah alien-alien dengan ufo-nya itu. Melainkan, pembuatnya adalah ikan buntal!

Sumber: www.memobee.com

Fakta ini terungkap ketika tahun 1995, struktur geometris mirip crop circle ditemukan di dasar laut wilayah Pulau Amami, Oshima, Jepang. Disebutkan oleh nationalgeographic.co.id dalam sebuah artikel berjudul “Benarkah Ikan Buntal Pembuat Crop Circle di Dasar Laut”? yang diterbitkan tahun 2013, struktur tersebut tampak rapi dan simetris, terdiri atas bentukan lembah dan puncak. Saat itu, belum diketahui asal usul munculnya crop circle tersebut, apakah alami atau buatan. Hingga akhirnya, sebuah penelitian pada tahun 2011 berhasil mengungkap bahwa struktur tersebut alami, sengaja dibuat oleh pejantan ikan buntal (Torquigener sp) yang berusaha untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa proses pembuatan crop circle ini umum dilakukan ikan buntal jantan sebelum melakukan perkawinan. Biasanya, sang buntal betina akan datang ke struktur yang telah dibuat oleh si jantan. Lalu, buntal jantan akan mengejarnya, hingga pada titik tertentu mereka berhenti saling berkejaran, dan terjadilah perkawinan. Buntal betina akan meletakkan telur di bagian tengah struktur geometris ini. Pejantan pun akan bertahan di struktur ini selama paling tidak enam hari. Selanjutnya, sang betina akan tinggal satu menit lalu pergi dan beberapa kali akan menjenguk telur-telurnya tersebut.

Sumber:

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Mittwoch, 13. November 2013

Ikan Buntal: Alien Laut Pembuat Crop Circle

Oops Oops Oops... Oops Oops Oops...
Oops Fugu Fugu... Oops Fugu Fugu...

Bagi Anda yang merupakan penikmat iklan, pasti familiar dengan kalimat di atas. Ya, potongan kalimat tersebut merupakan jingle sebuah snack biskuit anak-anak dengan merek dagang Oops. Sebelumnya, mungkin saya harus memperingatkan, bahwa tulisan ini bukanlah tulisan berbayar yang berusaha untuk mengiklankan si snack biskuit tersebut. Sebenarnya, saya hanya ingin bercerita tentang biota laut favorit saya yang kebetulan bentuknya mirip dengan si snack biskuit ini. Mungkin beberapa dari Anda masih ingat jika Oops sendiri memiliki beberapa varian rasa, kebetulan karena Oops Fugu ini bentuknya gembung menyerupai ikan buntal, maka dinamakanlah Oops Fugu.
          Kata Fugu sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang berarti babi sungai. Orang Jepang biasa menggunakan istilah ini untuk menyebut ikan buntal yang dianggap sebagai babi-nya sungai. Ikan ini biasa hidup di perairan pesisir laut hangat, bahkan jenis-jenis tertentu mampu hidup pada perairan tawar. Umumnya, ikan ini berbentuk menyerupai tornado, dengan mata bulat besar dan kepala yang juga bulat besar namun semakin mengecil ke arah ekornya. Dengan ukuran rata-rata 0.3m – 0,6m, ikan ini dapat menggembung hingga beberapa kali ukuran aslinya. Ikan yang masuk ke dalam famili Tetraodontidae ini juga memiliki struktur gigi yang cukup unik. Empat gigi besarnya melebur menjadi satu hingga membentuk paru yang cukup unik. Kabarnya, beberapa spesies ikan buntal menggunakan paru ini untuk mengeruk batuan dan koral. Sedangkan, beberapa spesies lain menggunakan paruhnya untuk mencungkil berbagai krustasea dan kerang (nationalgeographic.co.id, 2013).
          Ada banyak sekali alasan yang membuat saya jatuh cinta dengan ikan dengan nama latin porcupinefish ini. Salah satunya adalah fakta bahwa kemampuan ikan ini membuntal atau menggembung seperti balon, sebenarnya hanyalah upayanya untuk menutupi kelemahannya dalam berenang yang cenderung lambat dan ceroboh. Dari sini, mungkin kita bisa belajar dari ikan buntal. Daripada meratapi kelemahan, lebih baik fokus dengan kelebihan. Sadar bahwa dirinya lemah dalam berenang—yang membuatnya sulit kabur dari musuh, ikan buntal tidak lantas bersedih, ia mencari cara lain yang membuatnya dapat menghindar dari musuh. Ya, dengan membuntal.
Selain itu, jika ditelisik lebih jauh, ternyata ikan buntal juga memiliki keistimewaan lain. Kalau Anda pernah mendengar berita tentang munculnya crop circle di tengah sawah—yang gosip-nya dibuat oleh alien, ternyata, kita juga dapat menemukan crop circle di dalam laut. Bedanya, untuk crop circle di dalam laut ini, dugaan pelakunya bukanlah alien-alien dengan ufo-nya itu. Melainkan, pembuatnya adalah ikan buntal!

Sumber: www.memobee.com

Fakta ini terungkap ketika tahun 1995, struktur geometris mirip crop circle ditemukan di dasar laut wilayah Pulau Amami, Oshima, Jepang. Disebutkan oleh nationalgeographic.co.id dalam sebuah artikel berjudul “Benarkah Ikan Buntal Pembuat Crop Circle di Dasar Laut”? yang diterbitkan tahun 2013, struktur tersebut tampak rapi dan simetris, terdiri atas bentukan lembah dan puncak. Saat itu, belum diketahui asal usul munculnya crop circle tersebut, apakah alami atau buatan. Hingga akhirnya, sebuah penelitian pada tahun 2011 berhasil mengungkap bahwa struktur tersebut alami, sengaja dibuat oleh pejantan ikan buntal (Torquigener sp) yang berusaha untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa proses pembuatan crop circle ini umum dilakukan ikan buntal jantan sebelum melakukan perkawinan. Biasanya, sang buntal betina akan datang ke struktur yang telah dibuat oleh si jantan. Lalu, buntal jantan akan mengejarnya, hingga pada titik tertentu mereka berhenti saling berkejaran, dan terjadilah perkawinan. Buntal betina akan meletakkan telur di bagian tengah struktur geometris ini. Pejantan pun akan bertahan di struktur ini selama paling tidak enam hari. Selanjutnya, sang betina akan tinggal satu menit lalu pergi dan beberapa kali akan menjenguk telur-telurnya tersebut.

Sumber:

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Popular posts