Menulis tentang hal yang satu ini, jujur saya bingung harus memulai dari mana. Terlalu banyak yang berkelebat dan adu kuat memicu syaraf pengingat untuk memutar cerita itu kembali lekat-lekat.
Hahaha masih suka ketawa setiap kali inget tentang betapa jahilnya kita, saling berbisik tentang the-hole-in-the-pants boy di depan orang yang dimaksud dan jumawa ketika orang yang bersangkutan mulai gregetan karena tidak tahu siapa subyek yang dibicarakan. Tentang comment war yang kita adakan di friendster. Saling menyapa setiap sahur dan terlibat dalam obrolan-obrolan absurd nan ngelantur. Tentang kita yang satu waktu setelah pulang sekolah pergi ke depan kelas XI IPA, cuma buat nemenin Gomat baca doa yang diajarin Pak Mustain saat pelajaran Agama Islam, sambil memegang pintu kelas. Dan ternyata doanya manjur :| Tentang saya yang remedial matematika lintas kelas, karena kalian MT, mau ada remed gak bilang-bilang. Jadilah ketika kalian belajar, saya cuma ketawa-ketawa doang. Wooo. Tentang kenalan sama Anjani Mutter, Tiin Zhakiyah dan banyak orang lain, entah di Friendster ataupun Facebook, ngobrol banyak sama mereka, saling cerita, padahal kita nggak pernah ketemu. Tentang diskusi-diskusi panjang kita terkait cerita-cerita di novel Dan Brown.
Masih suka kesel setiap kali inget tentang batere HP yang tetiba berubah gendut karena (entah) tertukar (atau sengaja ditukar) sama si Gomat. Tentang Cintra yang berantem mulu sama Gomat karena dia suka tabur-tabur ketombe di atas jaket 28. Tentang Gomat yang setiap malem nelfon cuma buat bilang hal-hal 'penting', dari mulai takut gagal SNMPTN tulis (dan ternyata dia keterima, dan gue nggak. cih, dasar tuh orang) sampe cerita tentang dia yang gak bisa bikin dasi padahal sebentar lagi wisuda. zz. Terus kalo telfonnya gak diangkat tuh orang ngomel-ngomel kayak tante-tante kehilangan rol rambut. Tentang buku-buku yang gak pernah aman bersih sentosa dari gambar-gambar gunyuu buatan L. Tentang Gomat lagi yang sebelum berangkat Duta Karang uring-uringan setengah mati, takut inilah, itulah. Eh, giliran udah balik, ngomonginnya Duta Karaaaaang mulu.
Juga masih suka terharu setiap kali inget tentang Gomat yang rajin bikinin desain kostum lomba untuk tim Paskib 28. Walaupun nggak pernah ada yang bisa kita realisasikan. Cintra yang nelfon pas saya selesai latihan Tae Kwon Do, bilang masih otw ke 28, padahal jelas-jelas saya lihat wujudnya utuh ada di depan pos satpam. Dan entah kenapa saya nggak curiga. Rencana latihan musikalisasi puisi yang ternyata fiktif, L yang aneh karena kelihatan bingung mondar-mandir di depan perpustakaan, dan gelagapan setiap ditanya Cintra ada dimana. Dan semua itu berujung dengan diceplokinnya saya dengan telor mentah di bawah sendunya gerimis air hujan, sebagai bentuk perayaan sederhana atas bertambahnya umur saya hari itu. Duh, masa itu.
Nggak ngerti lagi lah ini postingan kalo dilanjutin bakal kayak apa panjangnya. Nggak ngerti juga kenapa malam ini, cerita-cerita itu semakin terasa penting untuk dituliskan. Yang jelas ini bukan sebuah kebetulan.