Donnerstag, 1. August 2013

Batasan

Bintang seperti kehilangan rasa percaya dirinya. Ia bersembunyi di balik awan kelabu. Mengintip malu-malu. Menatap ragu-ragu. Cahayanya timbul tenggelam. Seolah menutupi masa lalunya yang kelam. Bulan pun demikian. Tak mau ia muncul sendirian, mungkin atas nama setia kawan.

Saya memandang kosong langit. Dalam, meski tanpa fokus. Liar menggerayangi langit luas tak berlokus. Syaraf di sekitar mata sedari tadi bekerja keras, membendung bulir air agar tidak jatuh ke pipi. Dalam kondisi begini, ternyata tidak semua unsur tubuh mau berdamai dengan diri. Syaraf otak beserta dendrit halusnya justru membombardir pikiran dengan memutar memori tanpa ampun. Tanpa konfirmasi apapun. 

Hingga pada detik kesekian,  segalanya tak bisa lagi ditahan. Maka lihatlah bahwa semua upaya punya batasan. Memang begitu hakikatnya, bukan?

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Donnerstag, 1. August 2013

Batasan

Bintang seperti kehilangan rasa percaya dirinya. Ia bersembunyi di balik awan kelabu. Mengintip malu-malu. Menatap ragu-ragu. Cahayanya timbul tenggelam. Seolah menutupi masa lalunya yang kelam. Bulan pun demikian. Tak mau ia muncul sendirian, mungkin atas nama setia kawan.

Saya memandang kosong langit. Dalam, meski tanpa fokus. Liar menggerayangi langit luas tak berlokus. Syaraf di sekitar mata sedari tadi bekerja keras, membendung bulir air agar tidak jatuh ke pipi. Dalam kondisi begini, ternyata tidak semua unsur tubuh mau berdamai dengan diri. Syaraf otak beserta dendrit halusnya justru membombardir pikiran dengan memutar memori tanpa ampun. Tanpa konfirmasi apapun. 

Hingga pada detik kesekian,  segalanya tak bisa lagi ditahan. Maka lihatlah bahwa semua upaya punya batasan. Memang begitu hakikatnya, bukan?

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Popular posts