Ditemani dangdut koplo, memikirkan hutang yang sudah jatuh tempo.
Tentang Bapak dan jaminan yang beliau janjikan, jika tak ada uang 'datang' untuk membayar hutang.
Tentang Bapak dan solusi permasalahannya, yang ternyata melibatkan ia, anak perawannya.
Tentang Bapak yang memberikan pandangan, 'Apa kamu tega menolak padahal kita tiga hari tidak makan?'
Tentang lagi-lagi Bapak, yang mengingatkan, bahwa anak harus patuh pada orangtua, bukan?
Tentang, sayangnya, ah, ia ingin berkelit. Permintaan Bapak terlalu sulit.
Tapi, ah, keharusan birrul walidain, membuat kepalanya sakit.
Maka tentang permintaan, 'temani ia hingga tuntas, maka hutangku lunas'.
Mana jawab yang tak sulit? Apalagi dalam kondisi hutang membelit.
---
Satu keprihatinan bagi konsep yang semakin kabur tentang orang tua, durhaka atau patuh pada mereka.
Lebaran 1434 H
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen